The Ultimate Ramen

Introduction to Ramen: A National Treasure

 

Ramen, a beloved dish that has become synonymous with Japanese cuisine, boasts a history that reflects the cultural tapestry of Japan itself. Although its precise origins are often debated, it is widely accepted that ramen was introduced from China during the late 19th century. Over the years, this humble noodle soup has transformed into a national treasure, capturing the hearts of both locals and visitors alike.

Initially, ramen served as a simple, affordable meal for the working class, featuring wheat noodles served in a flavorful broth, typically enhanced with various toppings. As the dish gained popularity, regional variations began to emerge, each showcasing unique ingredients and preparation methods. For instance, the rich tonkotsu ramen from Fukuoka, made with a pork bone broth, contrasts sharply with Osaka's lighter shoyu ramen, which is characterized by its soy sauce base.

The evolution of ramen did not stop there; it has continuously adapted to reflect shifts in dietary preferences and culinary creativity. Fusion ingredients and innovative cooking styles have led to a plethora of ramen interpretations, such as vegan varieties, while traditional shops still pride themselves on their time-honored recipes. This adaptability has ensured ramen's place in Japan's gastronomic landscape, contributing to its status as a symbol of comfort food.

The cultural significance of ramen extends beyond its mere consumption. It serves as a social connector, bringing people together in both bustling urban ramen shops and cozy, family-run establishments. Each bowl of ramen encapsulates a narrative that resonates with the passion, creativity, and pride of countless chefs across the nation. This rich tapestry of flavors sets the stage for a ramen tour that promises a deeper dive into not just the dish, but also the spirit of Japan itself.

The Ultimate Ramen Tour in Japan

Discover the rich history and cultural significance of ramen, a beloved Japanese dish that has evolved into a national treasure. Explore regional varieties like Tonkotsu, Shoyu, Miso, and Shio ramen from different areas of Japan, each with unique flavors and preparations. Learn essential ramen etiquette to enhance your dining experience and plan the perfect ramen tour while enjoying Japan's culinary landscape. From bustling urban shops to cozy family restaurants, immerse yourself in the traditions and stories behind this iconic dish, and savor the artistry that makes ramen a true comfort food.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Indonesia yang berlangsung di Jakarta, 15-16 Oktober 2024, dan telah menghasilkan 11 resolusi tentang tata kelola zakat.

 

Salah satu di antara kesebelas resolusi tersebut berkenaan dengan program unggulan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yakni berkaitan dengan upaya menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis.

 

"Resolusi Rakornas yang telah kita sepakati ini akan menjadi landasan bagi kolaborasi yang lebih erat antara Baznas dan LAZ dalam mengelola zakat. Insyaallah ke depannya, antara Baznas dan LAZ akan semakin banyak melakukan kolaborasi, baik dalam konteks pengumpulan, pendistribusian, maupun pendayagunaan zakat," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad dalam penutupan Rakornas LAZ se-Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu.

 

Noor mengatakan salah satu visi besar yang dibahas dalam rakornas ini adalah rencana pembangunan rumah sakit, baik di Indonesia maupun di Palestina. Menurut dia, hal ini bisa terwujud dengan dukungan seluruh LAZ di Indonesia.

 

"Dakwah zakat kita harus semakin kuat. Kita ingin semakin banyak mustahik yang terbantu, dan kemiskinan bisa diatasi secara signifikan," ujarnya.

 

Adapun kesebelas resolusi dalam Rakornas LAZ se-Indonesia tahun 2024 adalah sebagai berikut:

Pertama, menyepakati target pengumpulan zakat, infak, dan sedekah-dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) nasional tahun 2025 sebesar Rp50 triliun, dengan pengumpulan khusus LAZ se-Indonesia (on balance sheet) sebesar Rp6,8 triliun, dan pencatatan zakat di masyarakat (off balance sheet) sebesar Rp5,2 triliun;

 

Kedua, berkomitmen mencapai target 3,4 juta Mustahik Zakat Nasional berbasis KK/BNBA (By Name By Address), dengan target Penerima Manfaat Nasional sebanyak 84 juta jiwa, serta target pengentasan Kemiskinan Nasional sebanyak 1,8 juta jiwa pada tahun 2025;

 

Baca juga: Baznas minta seluruh LAZ tak sekadar "menjual air mata" para mustahik
Baca juga: Baznas perkuat sinergi tata kelola zakat dengan 167 perwakilan LAZ RI

Ketiga, menyepakati empat harmoni penguatan: 1) Penguatan Manajemen, 2) Penguatan SDM, 3) Penguatan infrastruktur dan transformasi digital, dan 4) Penguatan sinergi, jaringan dan kolaborasi program;

 

Keempat, komitmen sinergi LAZ dengan Baznas dalam kegiatan Pengumpulan, Pendistribusian, dan Pendayagunaan sesuai dengan amanah Undang-undang nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat beserta aturan turunannya.

 

Kelima, berkomitmen melaporkan zakat satu pintu melalui Sistem Informasi Manajemen Baznas (Simba) sebagai bagian dari upaya memperkuat kualitas dan akuntabilitas laporan pengelolaan zakat kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Agama;

Keenam, berkomitmen meningkatkan kualitas pengelolaan zakat melalui pengukuran Indeks Zakat Nasional (IZN) setiap tahunnya sebagai upaya Bersama dalam perbaikan berkelanjutan (continuous improvement);

 

Ketujuh, berkomitmen meningkatkan kualitas tata kelola layanan melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik, publikasi laporan teraudit KAP, dan pembentukan satuan audit internal untuk memastikan pengelolaan zakat yang lebih profesional, akuntabel, transparan, dengan standar yang berlaku;

 

Kedelapan, menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis melalui program penguatan mustahik dalam hal penyediaan sumber daya dan bahan pangan yang diperlukan yang didapat dari hasil produksi para pengusaha mustahik seperti program lumbung pangan, balai ternak, dan UMKM binaan Baznas dan LAZ seluruh Indonesia;

 

Kesembilan, menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga dengan menerapkan prinsip Aman Syar'i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta menegakkan etika dan integritas;

 

Kesepuluh, berkomitmen menjaga netralitas dan profesionalitas menjelang dan di dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 2024; dan

 

Kesebelas, siap mengoptimalkan realisasi penerimaan zakat dari potensi Rp327 Triliun melalui sinergi perluasan jaringan LAZ di Kab/Kota bersama dengan BAZNAS setempat.

 

Resolusi tersebut disepakati dan dibacakan di hadapan sebanyak 167 perwakilan LAZ dari seluruh Indonesia.